Siapa mampu menyangkal, ihwal persepsi masyarakat yang salah untuk kental bagus. Ya, kental bagus masih dianggap susu. Parahnya pandangan ini berlangsung usang, sekira seabad yang lalu.
Jaman penjajah, para mener sudah mengonsumi kental elok. Yang lalu ditiru rakyat terjajah, berentetan sampai sekarang. Semasa masih kanak-kanak, aku juga kerap dibuatkan ibu kental manis (yang disebut ibu Susu).
Saat ini bukan hanya orang awam, tenaga kesehatan masih ada yang menilai kental elok yaitu susu.
Menurut Arif Hidayat, Ketua Yayayan Abipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI), masih ada bidan di tempat yang menyatakan SKM baik untuk bayi. Sebagian bidan juga menganganggap, bahwa SKM mengandung nutrisi dan mengandung susu.
Melansir survey tahun 2018 yang dikerjakan YAICI, bahwa SKM ialah gula beraroma susu karena komposisi gulanya lebih banyak ( 40 – 50%) dibanding komposisi susunya.
Masih dari survey yang serupa, terdapat 97% orang mempersepsikan kental manis yakni susu. Survey dijalankan di Kendari, era itu ditemukan bayi meninggal alasannya kebanyakan SKM. Hal ini diakui keluarga bayi. Penelitian juga dikerjakan di Batam, bayi sakit karena sering mengonsumsi SKM.
Dan yang menyedikan, 13% nakes (bidan) di puskesmas menyatakan SKM pantas untuk balita. Setelah ada intervensi pemerintah (BPOM) ihwal sistem iklan SKM, maka persepsi SKM yaitu susu turun 37%.
Akhir tahun 2020, YAICI bekerjasama dengan pimpinan sentra Aisyyah Muslimat NU, menyelenggarakan survey. 1 dari 7 balita di Jatim, NTT, Maluku minum SKM dan 1 dari 4 balita di Jakarta dan Jabar minum SKM. Nakes selaku pembentuk persepsi (SKM yakni susu), di Jakarta dan Jabar sebesar 12% serta 26% untuk Jatim NTT dan Maluku.
Selain survey dan menyebar kuisoner, YAICI menyelenggarakan kunjungan eksklusif ke masyarakat di Jabodetabek.
Di kawasan Cipinang ada anak konsumsi sehari 1-2 kaleng, kebiasan dari umur delapan bulan hingga dua tahun. Akibatnya balita ini belum mampu jalan, disaat teman usianya mampu berlari.
Faktanya SKM mempunyai kandungan gula yang tinggi, dalam jangka panjang menimbulkan obesitas. Seperti kita ketahui, obesitas mampu menjadi pangkal aneka penyakit.
Meksipun SKM dibandrol dengan harga ramah biaya, bila sering mengonsumsi hitungan ongkosnya lumayan tinggi. Kalau dibiarkan berlanjut, pasti generasi emas 2045 bisa gagal.
------
Hj. Yani Purwasih, SKM, M.Kes, Ketua IBI PD Banten, menyoroti tentang peran bidan sadar gizi sebanding. Gizi sebanding yakni bahan pangan yang mengandung zat gizi, dengan jumlah dan jenis sesuai keperluan badan. Gizi sepadan mengamati prinsip keragaman pangan.
Karena asupan gizi sebanding, mempunyai imbas besar terhadap pertumbuhan bayi hingga dewasa kelak. Maka penerapannya tidak mampu dianggap enteng. Tenaga kesehatan (dalam hal ini Bidan) punya tugas, utuk fungsi awarnes gizi sepadan pada ibu hamil.
Manfaat gizi sepadan bagi ibu hamil, yaitu memenuhi kebutuhan zat gizi pada ibu dan janin. Sehingga ibu mampu menjalani kala kehamilan dengan kondusif, membentuk tumbuh kembang janin dengan baik selama kehamilan.
1000 Hari Pertama Kelahiran yaitu kala krusial, ada fase terbentuknya otak bayi sehingga musti diberi asupan yang mencukupi.
Ibu hamil musti menyingkir dari atau membatasi, konsumsi kuliner diawetkan; daging/ telur dimasak kurang matang; menghalangi kopi dan cokelat ; menghalangi masakan dengan kalori tinggi ( mengandung gula, lemak); menghalangi masakan mengandung gas; menghalangi konsumsi minuman ringan (soft drink).
Dengan menghindari bahan pangan yang jauh dari gizi sebanding, sebagai ikhtiar untuk menghalangi terjadinya stunting. Sehingga saat 2045 atau 100 tahun Indonesia merdeka, acara generasi emas mampu diwujudkan.
Semoga berfaedah.





إرسال تعليق