Kalau diamati, belakangan ini kita semua cukup familiar dengan perumpamaan istilah bonus demografi. Bahwa Indonesia di tahun 2035- 2040, diprediksi mengalami bonus demografi, ialah jumlah penduduk usia produktif cukup mendominasi.
Indikasi ini setidaknya tampakdari sekarang, mengacu data BPS (SUPAS 2015) kelompok masyarakatusia 10-24 tahun berjumlah 61.484.630 jiwa atau setara dengan 25.63%.
Anak saya kini masuk periode dewasa, terbayang limabelas tahun mendatang ada di fase usia produktif. Anak-anak kita yang sekarang usia SMP, sungguh mungkin menjadi pengganti para pemegang kebijakan publik.
Sangat perlu disediakan dari kini, perihal kesadaran hidup sehat agar menjadi langsung bermutu. Edukasi gizi dan kesehatan, pendidikan huruf akil balig cukup akal mampu menjadi hal yang krusial. Mengingat dikala kini, masalah malnutrisi, anemia, body image, sikap acuan makan salah masih banyak dijumpai.
Karyanto Wibowo, Sustainable Development Danone Indonesia, memberikan bahwa Stunting menjadi masaalah bangsa. Danone Indoensia sejalan dengan visi “One Planet One Health” turut bergerak terlibat dalam penanganan pencegahan stunting, salah satunyamengemabkan acara inspiratif dan mengintegrasikan semua elemen.
Saya cukup antusias, dikala mengikuti launching GESID (Generasi Sehat Indonesia) yang diadakan secara virtual. Menurut ibu Vera Galuh Sugianto, dari Danone Indonesia, bahwa persoalan nutrisi dan sampaumur di Indonesia mengalami banyak tantangan selama pandemi. Anak anak kita yang Sekolah Dasar SMP Sekolah Menengan Atas berganti cara belajar, komunikasi interaksi.
Tugas kita orangtua ketika ini, bagaimana mempertahankan dewasa indonesia sehat dan mendapat susukan nutrisi yang cukup. Danone telah melaksanakan edukasi gizi 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPL), lewat kerjasama dengan berbagai pihak. Setelah edukasi menyasar orangtua atau calon ibu, nyatanya belum banyak edukasi yang menyasar cukup umur.
Akhirnya Danone menginisiasi peluncuran GESID, program yang dirancang sedemikian rupa biar akil balig cukup akal SMP –SMA mengerti keperluan gizi. Dan untuk memudahkan penyampaikan, maka dibuatlah buku bimbingan GESID dikemas dengan bahasa sederhana.
Saat ini sudah ada sepuluh SMp Sekolah Menengan Atas menjadi Pilot project, merangkul total 60 siswa selaku Duta GESID dan 20 guru pendamping sebagai fungsi monitoring. Buku panduan GESID memberi potensi siswa siswi untuk dibina dengan baik, berupa kemampuan memadai untuk mengedukasi diri dan sobat sobat di sekitarnya.
Dalam sambutan Rektor IPB, Prof Dr Arif Satira, yang dibacakan Prof Dr ir Ujang Sumarwan, bahwa GESID selaku salah satu acara guna mencapai Sustainabel Develpoment Goal (SDG). Pencapaian SDG bukan saja tugas pemerintah, namun tanggung jawab semua bagian masyarakat. Untuk menetralisir kemiskinan dan kelemahan pangan untuk mencapai kesehatan yang baik perlu kerja sama semua pemangku kepentingan.
“Kata kuncinya yakni kolaborasi dengan semua pemangku kepentingan,” Prof Ujang menegaskan.
Sementara drg. Kartini Rustandi, M Kes, Setdijen Kesehatan Masyarakat Kemenkes, dalam sambutannya menyampaikan bahwa dalam UU 36/2009 Kesehatan arah perbaikan gizi yakni bagaimana memajukan kualitas gizi baik perseorangan maupu masyarakat melalui contoh konsumsi kuliner sesuai gisi sepadan dan perbaikan perilaku sadar gisi dan ativitas fisik dan kesehatan kenaikan akses dan mutu pelaanan gizi sesuai ilmu teknologi yang saat ini dikembangkan. Di ujung sambutan, drg Kartini memencet tombol selaku tanda diluncurkan program GESID.
O’ya, turut hadir belum dewasa cukup umur keren yang menjadi Duta GESID , mereka ialah Syarla Martiza pemenang The Voice Kds 2017 dan Influencer, Cahaya Listiani Putri mewakili duta GESID untuk SMA, dan Jeremy Ranadelat Ginting mewakili duta GESID SMP.
Sebagai orangtua aku turut besar hati, belum dewasa yang seusia anak saya ini telah dibukakan kesempatan untuk ilmu gizi. Kalau saja setiap anak sadar perihal gaya hidup sehat, niscaya pada saat bonus demografi datang, bangsa Indonesia sudah siap bersaing secara global.
Sukses untuk Danone Indonesia dan GESID.
إرسال تعليق