Siapa bisa lepas dari plastik? Setiap hari kita, senantiasa berafiliasi dengan plastik. Mulai dari belanja sayur, belanja di warung atau minimarket dan seterusnya.
Dengan jumlah penduduk sebegitu besar, keperluan pastik Indonesia meningkat sampai kapasitas 2,66 juta ton/ tahun (data Indonesia Plastik Asosiasi).
Sementara masalah kita, bahwa sampah plastik belum terkelola dengan baik, sehingga berpengaruh tidak anggun bagi lingkungan. Tak heran, jika negara kita menjadi penyumbang sampah plastik laut cukup besar.
So, tugas kita tidak gampang. Etapi tungu dulu, dengan kerjasama tidak ada persoalan yang tidak bisa teratasi. Dan jawabannya aku peroleh, tepatnya di penghujung bulan Juni 2021.
Ya, ada kabar baik !
Telah didirikan pabrik daur ulang dan pemrosesan ulang botol PET menjadi botol gres, dibangun oleh PT Veolia Services Indonesia (Veolia Indonesia), perusahaan setempat yang berbasis di Prancis .
Pabrik dibangun di Pasuruan, Jawa Timur, menjadi pabrik PET paling besar di Indonesia dengan teknologi termutakhir. Sehingga proses daur ulang menjadi lebih efisien, dalam skala lebih besar untuk mengumpulkan, memilih dan mengorganisir proses plastik.
Connie Ang, Presiden Direktur Danone Aqua, menerangkan, bahwa Danone selaku pioner ekonomi sirkular, berkomitmen mendukung Pemerintah Indonesia menuntaskan tantang sampah plastik di Indonesia, lewat gerakan #BijakBerplastik.
Keberadaan pabrik ini, selaku upaya mengembangkan tingkat pengumpulan sampah plastik di Indonesia. Dapat memproduksi sebanyak 25.000 ton PET daur ulang setiap tahunnya, sesuai standar keselamatan pangan di Indonesia.
Mentri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menyakini bahwa dengan investasi pabrik daur ulang botol plastik PET PT Veolia Services Indonesia dengan kapasitas buatan 25.000 ton/tahun ini dapat memperkuat ekosistem daur ulang dan ekonomi sirkular serta dapat memajukan tingkat pengumpulan sampah plastik di Indonesia.
“Ini selaku upaya dalam mendukung target pemerintah untuk menangani masalah sampah plastik di bahari sampai 70% pada 2025,” ujar memperin.
Dalam sesi diskusi Dr. Ir Novrisal Taher IM, Direktur pengelolaan Limbah Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), menyampaikan bahwa peresmian pabrik PET ini selaku bab dari milestone penting bangsa Indonesia. Keberadaan pabrik bisa menjadi sirkular ekonomi, menjadi narasi besar dalam pengolalaan sampah.
Apalagi secara nasional, tantangan pengolahan sampah plastik adalah masalah komposisi. Jumlah sampah plastik meningkat sungguh tajam, selama pandemi demam isu belanja online meningkat. Kebanyakan produk di online shop, mengandalkan plastik selaku bungkus. Dan tidak semua plastik yang dipakai, memakai plastik yang mampu didaur ulang.
Dalam kesempatan yang serupa, Karyanto Wibowo, Sustainbility Director Danone, menyampaikan bahwa partnership Danone Aqua dan Viola dimulai telah cukup usang. Pada tahun 2015, pernah menandatangani MOU wacana topik terkait air, limbah, dan energi.
Partenership bisa terjalin dan berjalan, sebab kesamaan visi dari kedua perusahaan, yaitu mendorong topik terkait sirkularity. Danone sendiri memiliki sasaran zero net CO2 pada 2050, dan 100% menggunakan kemasan mampu daur ulang pada 2025.
“Violia yaitu kawan startegi Danone” tegas Kayanto
Masih berdasarkan Karyanto, bahwa kerjasama dilakukan tidak semata mata komersil. Mencakup beyond komersil, yakni koordinasi bisnis yang bersifat inklusif. Masih terkait ekosistem daur ulang, yang melibatkan banyak pihak.
Mulai dari bank sampah sampai tahap pemulung, sehingga seluruhnya yang berkesinambungan mampu diberdayakan. Selain itu Danone berhubungan dengan NGO Lokal, untuk mengurangi pekerja anak.
Danone-AQUA sendiri sejak 1993 dengan acara PEDULI, sudah mempelopori daur ulang plastik di Indonesia. Saat ini tercatat 70 persen dari bisnis danone telah sirkular dengan menggunakan kemasan galon 19 liter, yang mampu digunakan kembali dan didaur ulang.
CEO Veolia, Sven Beraud Sudreau, mengakui selain Indonesia juga melakukan pekerjaan sama dengan sejumlah negara dalam membantu pengelolaan sampah plastik.
“Veolia Indonesia besar hati bekerja dengan kawan strategis mirip Danone-AQUA dan pertolongan kuat dari Pemerintah Indonesia,” tambah Sven.
Menandai peletakan kerikil pertama, dijalankan penitikberatan tombol secara virtual. Tampak pejabat dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Kementerian KLH, Kementerian Perindustrian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Perangkat Daerah Kabupaten Pasuruan, Perwakilan Asosiasi Industri, Presiden Direktur Veolia Indonesia dan Presiden Direktur PT. Tirta Investama ( Danone- Aqua).
Posting Komentar